LAMONGAN, - Hampir 90 persen
anggota Polres Lamongan menggadaikan SK-nya
untuk mencari pinjaman ke bank. Akibatnya,
banyak anggota polisi yang gajinya tinggal Rp
65.000 per bulan.
"Malahan banyak juga yang terima bayaran tinggal
Rp 60.000," kata Wakapolres Lamongan, Kompol
Aditya Puji Kurniawan dikutip Surya , Jumat
(10/10/2014) seusai menerima pengajuan salah
satu anggota polsek untuk mengutang ke bank.
Melihat kenyataan yang ada, pihaknya memastikan
akan melakukan pengetatan bagi setiap anggota
yang mengajukan pinjaman di bank dengan agunan
SK sebagai seorang anggota Polri.
Masalahnya, kalau gaji tinggal sedikit dan tak ada
penghasilan lain di luar gaji sebagai anggota Polri,
dipastikan akan sangat mempengaruhi kinerja
anggota.
Bayangkan saja, kata Aditya, apa mungkin hidup
dengan gaji tinggal Rp 65.000, sementara harus
membiayai beberapa anak dan seorang istri
ditambah kebutuhan keluarga yang terus meroket
harganya. Tentu, keuangan yang minim itu akan
sangat berpengaruh pada kinerja sebagai seorang
anggota Polri.
"Kenyataannya, banyak anggota yang gajinya
sampai minus," tegas Aditya.
Aditya telah membuktikan sendiri kenyataan itu.
Makanya, pihaknya tidak akan begitu mudah
mengabulkan atau menandatangani setiap berkas
pengajuan untuk cari utang ke bank.
Pihak bank juga harus melakukan kroscek
sejauhmana sisa tunggakan kredit sebelumnya
yang pernah diajukan anggota sebelum
memberikan pinjaman baru lagi.
Menurut Aidtya, pengetatan itu tidak dimaksudkan
untuk mempersulit, melainkan demi kebaikan
anggota Polri sendiri. Dia ingin kelangsungan
anggota dalam bertugas dan kehidupan
berkeluarga berjalan ideal.
Ia tidak bermaksud melarang anggota mencari
pinjaman di bank, tapi lebih pada pola pembinaan.
Intinya harus direm dan pemohon juga harus
mempertimbangkan kepentingan, apakah penting
atau tidak.
Aditya tidak menyebut secara rinci berapa jumlah
riil anggota yang terima gajinya dibawah Rp 100
ribu.
Ia hanya menegaskan bahwa yang gajinya tinggal
Rp 65.000 juga banyak.
Komentar
Posting Komentar