Belasan kapung terendam banjir

Pemko Banda Aceh Bantu Korban Banjir

BANDA ACEH - Hujan deras yang mengguyur Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar sejak Jumat (31/10) malam hingga Sabtu sore menyebabkan sejumlah kawasan di kedua daerah ini terendam, baik banjir genangan maupun luapan aliran sungai. Sementara itu, kemarin, Pemko Banda Aceh menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Gampong Suka Damai dan Blang Cut, Kecamatan Luengbata. Di Aceh Besar, sejumlah desa di Kecamatan Darul Imarah kembali terendam setelah musibah serupa terjadi kurang dari sebulan terakhir. Menurut Kapolsek Darul Imarah, Iptu Machfud SH, gampong-gampong yang mulai terendam banjir sejak Sabtu siang hingga sore antara lain Gue Gajah yaitu Dusun Cot Rangkang, Gusrik, dan kompleks Panti Asuhan Aneuk Nanggroe. Banjir juga merendam Dusun Teladan dan Panti Asuhan Bumi Moro di Gampong Garot. Berikutnya Kompleks Permata Desa Punie, Kompleks Perumahan Villa Buana Gampong Lampasie Eungkieng, Kompleks Perumahan Danamon Gampong Ajuen Jeumpet, dan Kompleks Genesis Gampong Ulee Tuy. Genangan juga terjadi di Gampong Geundrieng yang menyebabkan areal persawahan di desa itu—termasuk Garot—berubah layaknya sungai. Bibit padi yang baru disemai hanyut. Masih di Geundrieng, lokasi perkantoran Aceh TV juga dikepung banjir genangan, namun menurut Direktur Aceh TV, Dahlan TH, aktivitas kantor dan siaran tidak terganggu. Kapolsek Darul Imarah melaporkan, di beberapa titik rendaman yang tergolong parah sudah ada warga yang mengungsi ke rumah-rumah famili. Namun secara umum hingga lepas Magrib, Sabtu (1/11) kondisi masih terkendali. Sementara itu, di Banda Aceh, banjir genangan juga terjadi di sejumlah lokasi. Namun, kondisi terparah terjadi di Gampong Suka Damai dan Blang Cut, Kecamatan Luengbata. Menurut laporan yang diterima Serambi, tinggi genangan air di kawasan ini mencapai 90 centimeter. Sejumlah warga juga pindah sementara ke rumah-rumah tetangga dan famili. Untuk membantu korban banjir ini, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Banda Aceh, Sabtu (1/11), menyalurkan bantuan kepada 55 Kepala Keluarga (KK) korban banjir di Gampong Suka Damai, dan 55 KK korban banjir di Blang Cut. Bantuan tanggap darurat berupa bahan pokok diserahkan Kadinsosnaker Banda Aceh, Drs Ridwan kepada Keuchik Suka Damai, Bakhtiar Johan dan Pjs Keuchik Blang Cut, Abdullah Muhammad, di kantor keuchik masing-masing. Ridwan menjelaskan, bantuan itu merupakan bentuk perhatian Pemko Banda Aceh terhadap warga yang terkena dampak banjir. “Kita prioritaskan untuk dua gampong ini dulu karena dampak banjirnya paling parah. Untuk gampong lain, bantuan serupa juga diupayakan, meski jumlah bantuan tak sebanyak Blang Cut dan Suka Damai,” kata Ridwan. Bantuan yang disalurkan kemarin berisi 12 item bahan pokok, di antaranya, gula, baju anak, daster, sarden, mi instan, pembalut bayi, pembalut wanita, sambal dan lainnya. Sementara itu, dua dan tiga unit mesin pompa di Rumah Pompa Air (RPA) Peuniti, Banda Aceh, dilaporkan rusak. Padahal, mesin itu sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelebihan debit air dalam waduk ketika musim hujan, agar perumahan warga di sekitar waduk itu tak terendam banjir genangan. Hal itu disampaikan anggota Komisi C DPRK Banda Aceh, Abdul Rafur kepada Serambi, Sabtu (1/11) saat meninjau waduk Peuniti. Mesin itu sudah sebulan rusak, tapi hingga kini belum diperbaiki. “Setelah 10 tahun, baru semalam Peuniti direndam banjir lagi akibat meluapnya air dari waduk. Ternyata mesin pompa tidak hidup,” ujarnya yang juga warga Peuniti. Menurut pria yang akrab disapa Gafur ini, cepatnya meluap air dari waduk Peuniti disebabkan banyaknya air kiriman dari sejumlah saluran yang berujung ke waduk Peuniti. Juga akibat bertumpuknya sampah di pintu keluar air. Ia meminta Dinas PU Banda Aceh untuk segera memperbaiki mesin pompa air yang rusak. Selain itu, ia juga meminta agar menempatkan petugas penjaga waduk yang mengerti tentang tanggung jawabnya sebagai penjaga waduk, sehingga bisa mengambil sikap dalam kondisi darurat.(

Komentar