Seorang Ayah Habisi Pemerkosa Putrinya, Pembunuh atau Pahlawan? Internasional · 05 Nov 2014 13:22 Vonis Gantung untuk 3 Pemerkosa Jurnalis di India Liputan6.com, New Delhi - Seorang ayah menyiksa dan membunuh orang yang diduga memperkosa putrinya yang masih belia. Ia lalu menyerahkan diri ke polisi dan mengakui semua perbuatannya. Kasus tersebut menggegerkan India. Sejumlah orang menganggapnya sebagai pahlawan. Jumat pekan lalu, kepada sang istri, pria 36 tahun tersebut mengatakan, ia akan bertemu dan berbincang dengan penyewa salah satu kamar di rumahnya, di lantai satu. Ia meminta pasangannya mengajak anak-anak mereka tidur di lantai bawah. Semua terasa wajar, tak ada yang mencurigakan. Namun, apa yang terjadi malam itu sangat tak terduga. Di kamar berukuran kecil itu, sang kepala keluarga mengikat, menyumbat mulut si penyewa. Lalu dengan spatula baja yang dipanaskan, ia menyundut kemaluan korban dan menyiksanya hingga tewas. Kemudian, pelaku yang tak disebut namanya dengan alasan hukum, pergi ke kantor polisi, menyerahkan diri. Ia mengaku melakukan perbuatan sadis itu sebagai ayah. Sebab, kata dia, korban berhak mendaparkan segala penyiksaan tersebut karena diduga telah memperkosa anak gadisnya yang baru berusia 13 tahun. Kepada wartawan BBC, Geeta Pandey, gadis cilik itu mengaku, beberapa pekan sebelumnya, saat ia di rumah sendirian, si penyewa menyeretnya masuk kamar. "Ia mengikat dan memperkosaku," kata dia. Menurut dia, pemerkosa itu mengancam akan membunuh ayahnya jika ia membeberkan tindakan bejatnya itu. Gadis malang itu memilih diam, hingga 10 hari berlalu. Lantas, ia mulai muntah-muntah, ayahnya membawanya ke dokter. Dan terungkaplah, ia dalam kondisi hamil. "Awalnya ayah marah padaku. Saat aku mengaku pelakunya adalah si pemondok, ia mengatakan akan memberinya pelajaran," kata dia. Keluarga itu tinggal di pemukiman kumuh di Chandu Nagar, di area Khajuri Khas, timur laut New Delhi. Yang dipenuhi gang-gang kecil meliuk-liuk bak labirin, rumah-rumah seadanya saling berdempet. Bau busuk menguak dari air comberan yang berwarna kehitaman. Pelaku pembunuhan, yang mengumpulkan rupee demi rupee dengan menjual burger keliling, dikenal sebagai pria yang mencintai keluarganya. Tapi tak ada yang mengira ia bisa setega itu. Bahkan istrinya sekalipun. "Aku sama sekali tak punya firasat. Aku tak tahu putriku diperkosa dan hamil," kata sang ibu dengan air mata mengalir. Perempuan itu juga tak mengira, si penyewa, pria berusia 45 tahun yang tinggal di salah satu kamar di rumahnya selama 5 tahun, tega menghancurkan masa depan anak gadisnya. Setiap bulannya, ia membayar uang sewa 500 rupee atau kurang dari Rp 100 ribu untuk satu kamar. Pria itu sudah dianggap sebagai anggota keluarga. "Tak menyangka, ia mengkhianati kami," kata nenek si korban pemerkosaan. Credits: Elin Yunita Kristanti
Komentar
Posting Komentar