Surabaya - Terobosan baru untuk menarik investor masuk ke Banyuwangi tengah dilakukan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Salah satunya dengan pemberian insentif penanaman modal di daerah yang berjuluk Sunrise of Java ini. Untuk itu, Pemerintah Daerah Banyuwangi tengah menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) pemberian insentif penanaman modal, agar pertumbuhan investasi di Banyuwangi terus mengalami peningkatan. "Dalam rangka mendorong pergerakan ekonomi daerah, pemerintah daerah memberikan insentif sesuai kewenangan, kondisi, dan kemampuan daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," kata Anas kepada wartawan saat di Surabaya, Kamis (12/3/2015). Kriteria investor yang bisa mendapatkan insentif seperti, memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat, menyerap banyak tenaga kerja lokal, menggunakan sumber daya lokal, memberikan kontribusi dalam peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB). Selain itu, juga berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, memberi nilai tambah bagi produk lokal, serta bermitra dengan UMKM atau koperasi. Bentuk insentif yang diberikan ke investor berupa pengurangan, keringanan atau pembebasan pajak daerah. Pengurangan, keringanan atau pembebasan retribusi daerah. Pemberian dana stimulan, atau pemberian bantuan modal. "Misalnya, ada perusahaan minuman jeruk atau olahan kulit manggis, kami beri insentif, karena Banyuwangi ini kan pusatnya jeruk dan manggis," terangnya sambil menambahkan, jika ada perusahaan yang mau investasi di bidang pertanian, pemkab akan menyiapkan irigasi penunjangnya. "Kami juga akan membantu menyediakan lahan atau lokasi, pemberian bantuan teknis, serta percepatan pemberian izin," tandasnya. Dari data yang dihimpun, nilai investasi di Banyuwangi terus mengalami peningkatan sejak 2012. Saat itu nilai investasinya sebesar Rp 1,19 triliun. Tahun berikutnya mengalami peningkatan 280 persen menjadi Rp 3,38 triliun. Tahun 2014 meningkat 1,7 persen menjadi Rp 3,44 trilliun. Sedangkan hingga januari sampai maret 2015, investasi yang sudah masuk mencapai Rp 586,57 miliar. "Peningkatan investasi ini ikut mendorong kesejahteraan masyarakat," jelasnya sambil menambahkan, pendapatan per kapita dari Tahun 2010 hingga 2015 meningkat tajam sampai 70 persen. Dari Rp 14,97 juta menjadi Rp 25,5 juta. Sedangkan PDRB naik 71 persen dari Rp 23,56 triliun menjadi Rp 40,48 triliun.( dtk n)
Komentar
Posting Komentar