Minggu Saragih saat menyampaikan statemennya di sela konvoi ratusan massa FSPMI di depan kantor Walikota Medan, (1/5/2015) Minggu Saragih, Ketua DPW FSPMI Sumut kecam 17 elemen buruh yang rayakan May Day dengan “manortor” bersama Walikota Medan dan bagi-bagi lucky draw di KIM. Hal ini dinyatakannya di depan kantor Walikota Medan, saat memimpin konvoi peringatan hari buruh internasional yang diikuti ratusan massa Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, Jumat tengah hari (1/5/2015). “Kami mengutuk perayaan May Day yang di KIM karena tidak sesuai dengan semangat perjuangan buruh dan roh gerakan buruh. Pada hakekatnya, (tahun) 1886, hari buruh, itu turun ke jalan, dimana 20 jam kerja menjadi 8 jam (kerja), itu dengan turun ke jalan, bukan dengan joget-joget, bagi lucky draw atau apa,” ungkap Minggu. Dikatakannya FSPMI tetap komit dengan gerakan buruh yang harus turun ke jalan untuk memperjuangkan nasibnya. “Kami, walaupun hari buruh telah menjadi hari libur, kami tetap turun ke jalan. Sampai hari ini buruh masih ditindas, tetap dimarginalkan. Kalau nanti suatu hari outsourcing sudah dihapuskan, upah sudah layak, jaminan pensiun bagi kami sudah ada, maka kami siap untuk bergandengan tangan dengan pengusaha dan pemerintah untuk merayakan hari buruh,” pungkasnya. Sebelumnya, ratusan massa ini berkonvoi dengan menggunakan kendaraan roda dua dan tiga unit “odong-odong” dipimpin oleh orator yang menyampaikan sejumlah tuntutan di atas mobil berpengeras suara. Tuntutan mereka antara lain, tolak Kenaikan upah minimum per 2 tahun apalagi 5 tahun, jalankan jaminan pensiun per 1 Juli 2015 dengan manfaat bulanan 75% gaji, jalankan jaminan kesehatan gratis, revisi permenakertrans tentang outsourcing, revisi total UU PPHI, syahkan RUU PRT, angkat para guru dan pekerja honorer menjadi PNS tanpa testing, selain itu massa juga menolak liberalisasi harga gas dan BBM serta menuntut diturunkannya harga sembako, hentikan krisis energi di Sumut, tolak rusunawa bagi buruh, namun beri rumah murah dengan kredit 20-25 tahun menjadi hak milik dan sediakan transportasi gratis bagi buruh industri, kemudian, bubarkan BKSPPS dan tetapkan upah sektor buruh perkebunan.
Komentar
Posting Komentar